Tugas Manusia (Bagian Kedua)

Iblis beserta kroni-kroninya atau anak cucunya bersumpah akan menyesatkan manusia dengan cara apapun dan dari jalan manapun. Hal ini dapat dilihat dala Al-Quran Surah Al-A’raaf ayat16-17 dan An-Nisaa’ ayat 118-119 yang berbunyi: Iblis menjawab,”Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, (Qs.Al-A’raaf, 7:16) Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka,dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur(taat).(QS. Al-A’raaf,7:17). Sesungguhnya pada tiap-tiap manusia ada persediaan untuk baik dan ada persediaan untuk jahat, syaitan akan mempergunakan persediaan jahat untuk mencelakakan manusia. Yang dila’nati Allah ,dan syaitan itu mengatakan, “kami benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bagian yang sudah ditentukan (untuk kami)”.(QS. Nisaa’, 4:118). Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak),lalu mereka benar-benar memotongnya,dan aku suruh mereka(mengubah ciptaan Allah),lalu benar-benar mereka merubahnya”. Barang siapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.(QS.Nisaa,4:119). Peristiwa ini juga diceritakan dalam surah Al-Israa’ ayat 62-64: Ia (iblis)berkata, Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau member tangguh kepadaku sampai hari kiamat,niscahya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya kecuali sebagian kecil(QS. Al- Israa’ 17:62). Pergilah,barang siapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya Neraka Jahanam adalah balasanmu semua,sebagai suatu pembalasan yang cukup(QS. Al-Israa’, 17:64). Dan bawalah siapa yang kamu sanggupi diantara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaithan kepada mereka melainkan tipuan belaka.(QS.Al-Israa’,17:64) Dengan melihat dialog Allah dengan malaikat dan Iblis ,kejadian manusia, perintah Allah yang dibebankan kepada manusia sebagai khalifatullah.Sebagai khalifah seharusnya dan selayaknya menyesuaikan dengan yang mengangkatnya dirinya sebagai khalifah. Apakah daku bisa dan bagaimana caranya? Menghayati hakikat manusia bisa dimulai dari kesadaran fisik sampai kepada kesadaran diri pribadi yang sejati.Dengan inilah manusia dapat menunaikan pengabdiannya kepada Allah sebagaimana fitrahnya.Sebagaiman firman Allah: Maka hadapkan lah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah.(itulah) agama yang lurus;tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui(QS.Ar-rum, 30:30). Kalau kita mau mempelajari Al-Quran, didalamnya terdapat banyak penjelasan tentang apa dan siapa manusia itu sebenarnya.Namun,yang demikian ini tidak akan menjadi suatu kesadaran apabila kita tidak pernah membawa pikiran, jiwa sertaperasaan kepadafitrah kejadiannya. Penyebabnya adalah karena kebanyakan manusia terlena dengan alam kebendaan.Jadi,bukan ilmu tasawuf yang sulit dimengerti. Contoh sederhana seorang bayi yang lahir dari rahim ibu: · Bayi lahir bukan atas permintaan dan kehendaknya · Bayi tidak mengerti untuk apa dilahirkan · Bayi tidak punya apa-apa bahkan malupun tidak punya Orang sekitar memberikan kasadaran.Bayi mulai dikenalkan dengan dirinya bahwa namanya si fulan.kemudian diajarkannya nama-nama,ini telinga,ini kepala,ini hidung,ini tangan,ini kaki,dan seterusnya dengan batasan kesadaran yang sangat sempit sekali. Kesadaran sempit ini membuat diri terbelenggu dana bias tersesat dalam ketidaktahuansiapa diri ini yang sebenarnya. Ikuti kelanjutan artikel ini di postingan berikutnya!
Previous
Next Post »
0 Komentar