Tugas manusia (Bagian Pertama)

Sesuai dengan pandangan di Postinga sebelumnya,tugas manusia adalah untuk beribadah kepada Allah swt Sang Maha Pencipta. “dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.(Qs. Adz-Dzariayaat. 51:56). Ayat diatas akan memunculakan pertanyaan dalam benak kita. Mengapa daku harus mengapdi? Apakah Allah membutuhkan daku? Kalau anda hanya mengandalkan otak tentu akan sulit menjawab pertanyaan di atas. Sebenarnya disetiap permasalahan yang terjadi pada anda ada sosok Yang Serba Maha yang begitu absolut selalu menyertai di setiap segala perkara dan segala sesuatu, maka untuk memahaminya harus disertai rasa iman kepada Allah. Sebagaimana firman-Nya: “Aku tidak menghendaki rezeki sedikitoun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka member-Ku makan”.(QS.Adz Dzariyaat, 51:57). Kalau manusia berkarya (menggunaan segala rahmat-Nya), bikin mesin, rumah, atau apa saja yang pada hakikatnya adalahuntuk meningkatkan mutu kehidupan bagi manusia sendiri(mengambil faedah), maka sudah sewajarnya kita harus tunduk dan patuh kepada-Nya. “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri ,Kemudia kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan”.(QS.Al Jaatsiyah.45:15). “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelumu, agar kamu bertakwa”.(QS, Al Baqarah,2:21). Beribaadah ber arti melaksanakan segala sesuatu yang baik dan hanya mengharap ridha Allah.Bertakwa artinya menjalankan segala yang diperintahkan oleh-Nya dan meninggalkan segala yang dilarang oleh-Nya serta mengikuti junjungan Nabi Muhammad saw. Selain itu manusia diberi kepercayaan oleh Allah swt untuk menjadi khalifah(pemimpin) dimuka bumi.Tugas kekhalifahan ini tertulis dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 30 yang berbunyi, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat:Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi…” Semua manusia secara potensial diciptakan menjadi khalifahtullah. Namun agar potensi tersebut menjadi nyata. Harus memiliki beberapa criteria, antara lain ilmu, iman ,amal saleh,dan masih banyak lagi. Jika anda mengikutinya secara runtut insya Allah akan terjawab. Kekhalifahan atau kepemimpinan dimulai dari memimpin diri(hawa nafsu)nya sendir, keluarga, kemudian berkembang ke memimpin lingkungan yang lebih luas. Kepercayaan Allah terhadap manusia awalnya dipertanyakan oleh malaikat maupun iblis, tetapi dengan alasan yan berbeda. Malaikat mempertanyakan karena melihat manusia suka saling berbunuhan sedangkan iblis protes, karena merasa dirinya lebih tinggi derajatnya dari pada manusia yang dibuat dari tanah. Setelah Allah menjelaskan, malaikat mengikuti perintah Allah dan mengakui kekhalifahan manusia, tetapi iblis tetap membangkang. Hal ini terlihat dari dialog Allah dengan malaikat dan iblis. “…..Mereka (maliakat) berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumu itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?”Tuhanmu berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui”. (Qs.Al-Baqarah:30). Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu(adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, Kemudian Kami katakan kepada para malaikat :”Bersujudlah kamu kepada Adam”. Maka merekapun bersujud kecuali iblis. Ia tidak termasuk mereka yang bersujud. (QS. Al A’raaf. 7:11) Allah berfirman, “Apakah yang menghalangmu untuk bersujud (kepada Adam)di waktu Aku menyuruhmu?” Iblis menjawab,”saya lebih baik dari padanya, Engkau ciptakan saya dari api sedang ia Engkau ciptakan dari Tanah”.(QS AlA’raaf, 7:12). ….iblis berkata aku akan sujud kepada orang yang engkau ciptakan dari tanah?”(QS Al-Israa’.17:61). Allah berfirman turunlah kamu dari surgaitu;karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termaksud orang-orang yang hina”.(QS.Al-A’raaf,7:13). Iblis tetap bersikukuh ingkar terhadap perintah Allah meskipun diancam dengan neraka Jahanam.Akan tetapi,iblis minta kepada Allahswt untuk dapat terus hidup hingga hari kiamat dan meminta ijin untuk membujuk manusia supaya mengikuti jalan sesatnya. Allah mengijinkannya permintaan iblis tersebut. Iblis menjawab, “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan” .(QS.Al-A’raaf,7:14) Allah befirman, “Sesungguhnya kamu termaksuk mereka yang diberi tangguh.” (QS.Al-A’raaf, 7:15).
Previous
Next Post »
0 Komentar